Jumat, 31 Januari 2014

Bersahabatlah Dengan Asuransi

Hai readers..
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman keluarga saya yang baru saja ditinggal ayah mertua. Tanpa mengurangi rasa hormat dan duka mendalam pada keluarga besar, saya ingin berbagi pengalaman. Semoga bisa memberikan pelajaran bagi kita.

Mungkin pengalaman keluarga kami banyak dialami keluarga lain. Mertua saya seorang pensiunan tentara Angkatan Darat dengan pangkat purnawirawan bintang tiga. Satu tahun sebelum meninggal dunia, kesehatan fisiknya sangat terganggu. Alhamdulillah, biaya kesehatan ditanggung dengan fasilitas asuransi kesehatan dari pemerintah.

Ayah mertua mengidap penyakit prostat dan ambeyen kronis yang mengharuskannya menjalani operasi. Setelah diobservasi, agar bisa operasi prostat, ayah harus menjalani operasi jantung terlebih dahulu.
Singkat cerita, sekitar tiga bulan yang lalu, beliau menjalani pemasangan ring di jantungnya dan harus memakai kateter selama 24 jam setiap hari pascaoperasi. Terbayang begitu repot dan tidak nyamannya ayah mertua saya. Minggu lalu, setelah menunggu tiga bulan antre di RSPAD, ayah mertua dioperasi prostat. Empat hari pascaoperasi Allah berkehendak lain. Komplikasi menyebabkan ayah mertua dipanggil ke hadirat-Nya.

Saya pribadi bukan datang dari keluarga berlatar belakang pegawai negeri. Tetapi saya tahu, banyak orang beralasan ingin menjadi pegawai negeri sipil karena fasilitas jaminan kesehatan yang terus diterima walaupun telah pensiun. Kalau ayah mertua saya harus menanggung semua biaya operasi dan perawatan secara pribadi, entah sudah berapa ratus juta, mungkin miliaran, yang harus keluar selama sakit.

Saya ingat betul, pernah menebus satu labu obat infus seharga Rp2 juta dan perlunya beberapa labu. Belum lagi biaya operasi yang pasti mencapai ratusan juta, serta kamar ICU belasan juta per malam. Tanpa kepastian berapa berada di ruang tersebut.

Tanpa mengecilkan institusi mana pun, saya menyaksikan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada ayah saya selama pengobatan dan di rumah sakit. Yang terbersit di benak saya, “Mertua yang pensiunan bintang tiga saja mendapatkan pelayanan sangat minim. Bagaimana nasib mereka yang biasa-biasa saja”.

Kami, anak-anaknya, berulang kali menawarkan pindah rumah sakit agar mendapatkan pelayanan lebih baik. Kedua mertua saya tidak mau karena merasa merepotkan anak-anak dari sisi biaya. Saya ingat beliau berkata, “Sekian puluh tahun Bapak mengabdi untuk negara, sekarang waktunya negara yang merawat Bapak.”

Sebagai seorang financial planner yang sering membantu klien memilih dan membeli asuransi, saya berpikir, keadaan akan lebih baik untuk banyak orang seandainya mereka memiliki edukasi finansial yang cukup tentang asuransi. Membayar sedikit saat ini demi kenyamanan di saat tak terduga. Terutama saat aset yang Anda miliki belum seberapa dibandingkan harus menanggung beban biaya yang begitu besar.

Fungsi utama asuransi adalah untuk proteksi atau perlindungan dari risiko yang dapat timbul dari segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Terutama jiwa yang masih memiliki tanggungan pada orang-orang yang dicintai.

Alhamdulillah, ayah mertua saya dalam usia ketika anak-anaknya sudah hidup mandiri. Bayangkan, apabila kita masih dalam usia produktif, memiliki istri  dan anak yang masih kecil, siapa yang akan menanggung biaya hidup mereka saat kita tak bekerja? Atau ekstremnya, terjadi risiko meninggal dunia.

Memiliki asuransi yang tepat adalah bagian dari sebuah perencanaan keuangan yang utuh sebagai bentuk dari manajemen risiko. Hidup penuh dengan ketidakpastian.

Sayangnya, banyak orang yang masih belum percaya dan mengerti pentingnya asuransi. Kendati sudah merasa perlu, ada juga yang salah dalam membeli produk, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhannya.

Membeli polis asuransi mirip dengan memiliki payung sebelum hujan atau memiliki ban serep pada kendaraan. Kita tidak tahu kapan dibutuhkan. Tetapi, apabila tidak memilikinya, kita harus menanggung risikonya sendiri. Perusahaan asuransi hadir di masyarakat sebagai pihak di mana kita bisa mengalihkan risiko-risiko finansial dengan membayar sedikit biaya namun bisa mendapatkan manfaat yang maksimal.

At the end, it s all about peace of mind.


Baca lainnya
Asuransi kesehatan atau tanggung sendiri
Memilih asuransi


Sabtu, 11 Januari 2014

PATH Jejaring Sosial mobile

Bakrie Group pimpin investasi Path sebesar USD 25 juta
Path adalah jejaring sosial mobiel yang digunakan oleh banyak orang di Indonesia. Saking banyaknya sampai-sampai aplikasi ini menarik perhatian Bakrie Group yang, menurut Recode, ambil bagian dalam investasi seri C Path sebesar USD 25 juta.

Path-Logo
Jejaring Sosial Mobile

Untuk Anda yang belum tahu, Path sangat besar di Indonesia. Bahkan, Indonesia adalah pasar ketiga terbesar Path , dan banyak orang yang sering menggunakannya ketika sedang berada di luar ruangan.
Dok. Tempo
Saking populernya di Indonesia, jejaring sosial Path kini juga didanai Bakrie Grup.
Aktivitas yang paling banyak dilakukan di Path adalah sharing foto, diikuti oleh sharing video dan musik. Aplikasi ini sangat digemari oleh anak muda di Indonesia sampai-sampai bisa menciptakan tren internet tersendiri. Misalnya, meme biskuit Khong Guan yang tidak ditemui di 9gag, sangat populer di kalangan pengguna Path Bisnis yang dijalankan oleh Bakrie sangatlah beragam, mulai dari tambang, minyak, gas, sampai media dan telekomunikasi. Jadi masih belum jelas mengapa Bakrie Group memutuskan untuk memimpin investasi ini. Tapi, CEO Bakrie, Anindya Bakrie, mengatakan bahwa “Path akan terus menghubungkan lebih banyak masyarakat Indonesia secara personal, produktif, dan bermakna.”
Bagi Path dan Dave Morin, perusahaan ini jelas punya rencana besar di Indonesia dan membutuhkan mitra lokal untuk mengeksekusi visinya di negara ini. Kami telah menghubungi Path dan akan memberikan informasi lebih lanjut segera.
Tapi, sampai saat ini, masih belum jelas apa rencana Path di Indonesia nanti.
(Sumber: Recode)

Link: 
Bakrie Group Melakukan Investasi di Private Social Network Path
Investasi Path, Bakrie Mau Tarik Perhatian Publik  
Ini Kata Bakrie Setelah Beli Path Rp 304 Miliar